Selasa, 30 Oktober 2012

Hari Goblok

Hari selasa ini,padahal seharusnya ada ritual slametan,tapi malah otakku terlanjur dikepung banyak pikiran mutu tinggi untuk langsung cess meracuni diriku,wajah,mood,kata-kata,dan gerakan. Aku merasa hari ini adalah pertama kalinya aku tau dan sangat tau,gimana rasanya jadi orang GOBLOK. Sebelumnya,jangan heran,kalo kata dan susunan yang kalian baca,sangat amat nggak mutu. Aku lagi banyak pikiran. Aku lagi banyak dirasuki setan-setan antagonis. Dan aku juga lagi nggak dalam keadaan waras,katakan aja GO to the BLOK. GOBLOK.
Sebenernya,untuk bilang apa masalahnya aku kayak gini,aku sendiripun nggak tau,kenapa aku daritadi nyedih-nyedihin diri,sampe nangis sana sini. Mungkin,karena terlalu banyak hal yang mengecewakan yang sedang menyelinap secara diam tapi menusuk ke hatiku.
Aku nggak tau harus memulai darimana. Setidaknya,beberapa hal yang bisa aku ceritakan secara caper,adalah sebagai berikut:
1. Gimana sih rasanya dicuekin ibu kalian?ayah kalian? Itu yang menggebu-gebu banget pengen aku muntahkan,tapi nggak ke orang lain,ke udara,ke angin,dan ke nafasku sendiri. Aku lagi sakit,dan secara gamblang,orangtuaku tau kalo aku lagi sakit,but they are not mengkasiani badan,pikiran,dan jiwaku. Sedikitpun. Yang aku rasakan adalah,kenapa mereka cuek?kenapa juga aku baru sadar kalo aku dicuekin?GOBLOK kan?deritaku emang!
2. Kemana ya orang-orang yang selama ini aku baik-baikin? Sempet heran dan cukup takjub aja dengan kenyataan yang pahit,sepahit sambel kebanyakan kunyit. Selama ini,sejauh ini,aku merasa,aku selalu berusaha untuk berbuat baik kepada orang-orang yang ada di sekelilingku,dan aku pede ngomong gitu,karena aku nggak membual. Sama sekali nggak ada maksud untuk meminta sebuah timbal balik dari.....sebut saja MEREKA,tapi baru aku tau,kalo perbuatan baik itu nggak selalu dipandang,dihargai,dan DIBALAS dengan kebaikan. Geleng-geleng deh buat orang-orang itu. Disaat aku sakitpun,1,2,3,4,5,6 peduli iya,tapi nggak bisa yakin dalam kondisi seperti ini memandang keperdulian mereka asli atau imitasi,atau bahkan palsu. Cukup tau aja ternyata banyak temen,bukan berarti banyak perhatian.
3. Orang yang sangat aku hargai sosoknya,ternyata gara-gara masalahnya yg aku nggak tau apaan,dia mudah banget menghindari aku. Aku dikucilkan dari matanya,mungkinkalo terpaksa melintas,sebelah,bahkan seperempat matanya aja yang sudi melihat,sisanya lebih penting buat melengos.
Penting dan mutu nggak sih caper tentang perasaan disini?
IYA BANGET. But,this is my life,siapa yang berhak ikut campur masalah caraku hidup?
Hari ini,bener-bener hari yang malah mebuat aku sadar,membuka mata yang selama ini sering terbuka tapi nggak memandang secara tepat ke orang-orang.
Hari ini,pelajaran hidup yang orang-orang diluar sana sering membicarakan,paling nggak,aku sudah lumayan mengerti. Mengerti kalo hidup nggak harus selalu merasa yakin dengan bayangan-bayangan di otak,karena sebenernya pikiran itu pikiran sok yakin semata. Mengerti juga kalo hidup itu,harus tepat melihat dengan mata terbuka,mana yang tulus,mana yang kelihatannya tulus,dan mana yang pura-pura tulus. Satu lagi,sepertinya aku sekarang juga jadi mengerti,kalo hidup itu selalu RAHASIA.
Hari GOBLOK ini,mungkin jadi hari dimana aku lumayan lebay,alay,ababil,norak,kampungan,dan nggak tau malu,tapi bagiku,hari ini adalah hari GOBLOK yang secara nggak langsung,membuat aku sedikit naik level lebih PINTAR dari hidupku yang kemarin-kemarin. Karena aku udah belajar,dan aku udah lumayan mengerti pelajaran-pelajarannya. Sekarang,giliranku untuk nggak cuma mengerti-mengerti tok,omong tok,atau introspeksi pake jurus nangis berlama-lama tok,tapi aku harus siaga satu untuk lebih lebar lagi ngebuka mata,mata yang mana aja,untuk melihat mana,siapa,gimana,dan kemana pilihanku menjalani kehidupan akan berlanjut di level lebih menguntungkan lagi dimata Tuhan,Keluarga,Sahabat,dan orang lain. Bergerak,berpikir,menentukan,stabilisasi,dan berubaaaaaaaah! Power Ranger celalu cemungut celamanya :)
I THINK ENOUGH 

Siluet Itu ........ Nyata Betulan

Sore. Angin yang sederhana sopan menyapa. Nggak banyak teman di sebelahku yang lagi duduk bersila. Bahkan nyaris nggak patut banget dibilang "nggak banyak". Karena cuma satu butir kepala yang ada di sebelahku. Satu orang yang jarang aku semburkan namanya ke permukaan. Bukan hanya ke permukaan,dalam bayang-bayang,imajinasi,lamunan dadakan,atau dalam situasi macam apapun,nama ini sangat jarang nongol untuk memikat inisiatifku mengorbitkan namanya. Galuh Yushinta Dewi. Aku sih biasa panggil dia "Monyet". Orang inilah yang berhasil meluruhkan bahkan sampe-sampe membuat setiap ludah yang getir sudah memucuk untuk aku telan,selalu gagal. Karena apa? Karena seakan aku berbicara pada mesin pendengar yang sangat memahami aku. Dan perasaanku. Menjelang sore tadi,aku hanya menghabiskan 2 jam terenak berdua dengan manusia yang lebih menyerupai nyai blorong versi 2012 yang udah nggak pake kebaya,tapi baju-baju distro yang kece. Dua jam yang aku manfaatin untuk berdua,menghasilkan keenakan-keenakan yang aku sulit banget mengungkapkannya ke kalimat. Banyak rahasia yang orang terdekatku share ke Galuh,kemudian secara bijak,Galuh membagikan beberapanya ke aku. Bisa dibilang,sore ini tadi aku menjadi bintang tamu sebuah acara reality show bertajuk "Cuhat Dengan Mamah Galuh".
Awalnya,pertemuan kami,sebatas mencita-citakan tujuan hidup siang tadi ke Pak Bin untuk makan pala ayam favorit kami.Katakanlah makan siang. Tapi,di sela obrolan,dia menyenggol satu buah nama yang aku sangat nggak asing. Mbak Danis.
Galuh bilang, "Ada sesuatu yang lagi menimpa "mereka" Nyet." Katanya agak sepele,sambil menyerutup sup yang menggenang di piringnya.
"Hah? Apa Nyet?"
"Kamu nggak tau? Sumpe loh?" Galuh agak mendelik.
"Serius! Nyet,please cerita!" Aku ikut-ikutan mendelik.
Sebentar Galuh ngerampungin bagian leher ayam goreng kentaki itu sampe tulangnya menjuntai lunglai,tak berdaging. Nungguin,aku menyiapkan segenap mental mata dan hati yang aku punya. Perasaan siaga,was-was,cemas,siap sedih,dan siap menerima sesuatu hal yang nggak diinginkan sama perasaanku sekalipun,udah ribut banget di dalem hati rasanya. Aku mengalihkan sejenak semua itu,ke seruputan es teh yang akhirnya kesedot setengah gelas gara-gara selain haus,aku juga kebawa efek ngumpulin tenaga buat ngomong. Buat nanya-nanya ke Galuh. Buat menyampaikan komentar demi komentar nantinya.
"Danis lagi nggak srek sama mereka Nyet." Galuh memulai penceritaan.
"Nggak srek? Masalahnya gede Nyet?"
"Ya nggak tau juga sih. Intinya,Danis ngerasa aneh dengan kedok persahabatan diantara mereka."
"Jangan langsung ke intinyaaaaa.Kamu harus cerita dari awal Nyet. Please!" Aku merayu dengan nyobain jurus memelaskan muka ke hadapan Galuh.
"Oke," aku meneruskan, "habis makan,kita cari tempat yang agak sepi.Berdua aja. Kamu ceritain ke aku ya Nyet?Aku butuh cerita kamu."
Nggak lama kemudian rampung sudah kami menulang-belulangin para kepala ayam yang kini cuma terbujur kaku di atas piring-piring kami dan dalam keadaan nggak utuh. Alias,sudah resmi jadi korban MUTILASI. Tanpa ngulur-ngulur lagi benang waktu,aku segera ngajak Galuh ke suatu tempat yang aku rasa,pas buat curhat,sekalian mungkin nanti ngegosip bareng juga. Berdua. Tempat pilihan itu akhirnya jatuh ke Gazebo deket perpustakaan kampus yang siang itu sepi. Kalau secara pemandangan,agak kurang mengenakkan sih. Ada beberapa bekas daun runtuh ke gazebo itu. Nggak cukup cuma sampah-sampah milik pohon,sampah milik makhluk hiup yang lain juga ada. Cicak,serangga tanah,ulet,dan hewan nggak terdeteksi lainnya yang meninggalkan kotoran-kotoran mereka disana. Di tempat yang aku bilang dari tadi,pas buat curhat. Oke,nggak masalah,masih ada tempat duduk menyerupai teras rumah untuk bisa disinggahin sekaligus berlindung dari kata KOTOR.
"Nyet,gimana?" Aku mengawali pencurhatan.
"Tapi,sebelumnya,aku minta kamu nanti jujur ya Nyet sama aku?Janji!" Galuh melotot-lototin matanya yang emang udah asli gede,cocok dalam kategori tanpa melotot udah kelihatan melotot.
"Janji."
"Danis sebenernya juga lagi RIKUH sama kamu lho Nyet."
"Hah? Karena apa?"
"Dia cemas dalam pikirannya,apa iya yang ngebuat kamu dulu memutuskan untuk nggak lagi tidur di kontrakan,dikamar kalian berdua,gara-gara Danis bawa Gembel sama Lepet.Gitu Nyet."
Galuh nerusin lagi, "sekarang aku mau tanya sama kamu,dan kamu harus jujur. Apa iya karena itu?"
"Gila aja Nyet. Nggak!!! Sama sekali nggak masalah buat aku,atas kedatangan mereka.Suwer Nyet.Aku nggak bohong!"