Selasa, 30 Oktober 2012

Siluet Itu ........ Nyata Betulan

Sore. Angin yang sederhana sopan menyapa. Nggak banyak teman di sebelahku yang lagi duduk bersila. Bahkan nyaris nggak patut banget dibilang "nggak banyak". Karena cuma satu butir kepala yang ada di sebelahku. Satu orang yang jarang aku semburkan namanya ke permukaan. Bukan hanya ke permukaan,dalam bayang-bayang,imajinasi,lamunan dadakan,atau dalam situasi macam apapun,nama ini sangat jarang nongol untuk memikat inisiatifku mengorbitkan namanya. Galuh Yushinta Dewi. Aku sih biasa panggil dia "Monyet". Orang inilah yang berhasil meluruhkan bahkan sampe-sampe membuat setiap ludah yang getir sudah memucuk untuk aku telan,selalu gagal. Karena apa? Karena seakan aku berbicara pada mesin pendengar yang sangat memahami aku. Dan perasaanku. Menjelang sore tadi,aku hanya menghabiskan 2 jam terenak berdua dengan manusia yang lebih menyerupai nyai blorong versi 2012 yang udah nggak pake kebaya,tapi baju-baju distro yang kece. Dua jam yang aku manfaatin untuk berdua,menghasilkan keenakan-keenakan yang aku sulit banget mengungkapkannya ke kalimat. Banyak rahasia yang orang terdekatku share ke Galuh,kemudian secara bijak,Galuh membagikan beberapanya ke aku. Bisa dibilang,sore ini tadi aku menjadi bintang tamu sebuah acara reality show bertajuk "Cuhat Dengan Mamah Galuh".
Awalnya,pertemuan kami,sebatas mencita-citakan tujuan hidup siang tadi ke Pak Bin untuk makan pala ayam favorit kami.Katakanlah makan siang. Tapi,di sela obrolan,dia menyenggol satu buah nama yang aku sangat nggak asing. Mbak Danis.
Galuh bilang, "Ada sesuatu yang lagi menimpa "mereka" Nyet." Katanya agak sepele,sambil menyerutup sup yang menggenang di piringnya.
"Hah? Apa Nyet?"
"Kamu nggak tau? Sumpe loh?" Galuh agak mendelik.
"Serius! Nyet,please cerita!" Aku ikut-ikutan mendelik.
Sebentar Galuh ngerampungin bagian leher ayam goreng kentaki itu sampe tulangnya menjuntai lunglai,tak berdaging. Nungguin,aku menyiapkan segenap mental mata dan hati yang aku punya. Perasaan siaga,was-was,cemas,siap sedih,dan siap menerima sesuatu hal yang nggak diinginkan sama perasaanku sekalipun,udah ribut banget di dalem hati rasanya. Aku mengalihkan sejenak semua itu,ke seruputan es teh yang akhirnya kesedot setengah gelas gara-gara selain haus,aku juga kebawa efek ngumpulin tenaga buat ngomong. Buat nanya-nanya ke Galuh. Buat menyampaikan komentar demi komentar nantinya.
"Danis lagi nggak srek sama mereka Nyet." Galuh memulai penceritaan.
"Nggak srek? Masalahnya gede Nyet?"
"Ya nggak tau juga sih. Intinya,Danis ngerasa aneh dengan kedok persahabatan diantara mereka."
"Jangan langsung ke intinyaaaaa.Kamu harus cerita dari awal Nyet. Please!" Aku merayu dengan nyobain jurus memelaskan muka ke hadapan Galuh.
"Oke," aku meneruskan, "habis makan,kita cari tempat yang agak sepi.Berdua aja. Kamu ceritain ke aku ya Nyet?Aku butuh cerita kamu."
Nggak lama kemudian rampung sudah kami menulang-belulangin para kepala ayam yang kini cuma terbujur kaku di atas piring-piring kami dan dalam keadaan nggak utuh. Alias,sudah resmi jadi korban MUTILASI. Tanpa ngulur-ngulur lagi benang waktu,aku segera ngajak Galuh ke suatu tempat yang aku rasa,pas buat curhat,sekalian mungkin nanti ngegosip bareng juga. Berdua. Tempat pilihan itu akhirnya jatuh ke Gazebo deket perpustakaan kampus yang siang itu sepi. Kalau secara pemandangan,agak kurang mengenakkan sih. Ada beberapa bekas daun runtuh ke gazebo itu. Nggak cukup cuma sampah-sampah milik pohon,sampah milik makhluk hiup yang lain juga ada. Cicak,serangga tanah,ulet,dan hewan nggak terdeteksi lainnya yang meninggalkan kotoran-kotoran mereka disana. Di tempat yang aku bilang dari tadi,pas buat curhat. Oke,nggak masalah,masih ada tempat duduk menyerupai teras rumah untuk bisa disinggahin sekaligus berlindung dari kata KOTOR.
"Nyet,gimana?" Aku mengawali pencurhatan.
"Tapi,sebelumnya,aku minta kamu nanti jujur ya Nyet sama aku?Janji!" Galuh melotot-lototin matanya yang emang udah asli gede,cocok dalam kategori tanpa melotot udah kelihatan melotot.
"Janji."
"Danis sebenernya juga lagi RIKUH sama kamu lho Nyet."
"Hah? Karena apa?"
"Dia cemas dalam pikirannya,apa iya yang ngebuat kamu dulu memutuskan untuk nggak lagi tidur di kontrakan,dikamar kalian berdua,gara-gara Danis bawa Gembel sama Lepet.Gitu Nyet."
Galuh nerusin lagi, "sekarang aku mau tanya sama kamu,dan kamu harus jujur. Apa iya karena itu?"
"Gila aja Nyet. Nggak!!! Sama sekali nggak masalah buat aku,atas kedatangan mereka.Suwer Nyet.Aku nggak bohong!"


Tidak ada komentar:

Posting Komentar