Selasa, 28 Februari 2012

ANDILAU

          Hari ini, perasaanku sedang mengidap penyakit gaul baru, namanya ANDILAU. Bukan tokoh yang suka kungfu-kungfu di China itu, ini penyakit galau abies yang lagi ini banget di belantika perasaan anak muda. Andilau adalah kependekan dari Dilema dan Galau. Kalo di dunia musik, ini kayak lagunya Cherrybelle featuring Titi DJ. Nah kalo di dunia perasaan, ini kayak perasaan sedih yang mendalam featuring sama kebimbangan yang berlarut-larut. Kayaknya penyakit ini kejam banget. Tapi menurutku sih nggak kejam-kejam banget, cuma sadis. Penyakit ini menggerogoti pikiran manusia dan memicu terjadinya kejelekan raut muka pada setiap penderitanya. Seseorang yang lagi terkena ini penyakit, mukanya akan mendadak jadi jelek. Mulutnya seperti bentuk huruf U dibalik, matanya sayu banget sampe nggak kedip selama setengah jam karena asik ngelamun, pipinya tiba-tiba keriput, dan yang paling parah adalah muka cemberut yang berwarna merah membara.
          Efek-efek penyakit andilau di atas tadi,kalo dialami oleh seseorang, meemang menyeramkan. Tetapi tidak pada semua orang juga lho penyakit ini berefek kejam. Ada orang yang mengidap penyakit andilau, walau beberapa efeknya sedikit bereaksi, tertolong banget sama mukanya yang unyu-unyu, dan orang beruntung itu adalah akyu (kayak gayanya Vanilla 7 Icon kalo ngomong).
         Memang, sekarang aku sedang terkena penyakit ini, tapi aku nggak ketahuan jelek banget. Sebetulnya, aku nggak mengira banget bakal terserang penyakit ini, karena tidak ada gejala yang mencurigakan pada sebelumnya. Meski berusaha untuk ceria dalam situasi apapun, itu susah banget. Kadang, orang yang berkebiasaan melawak aja, dia bisa mendadak bete terhadap sebuah situasi. Apalagi orang yang nggak berkebiasaan melawak. Gejala-gejalanya sih terlalu rumit untuk dijelaskan. Yang pasti, mengidentifikasinya tinggal melihat kebiasaannya yang berubah aja pada seseorang. Seperti, yang biasanya bikin obrolan lucu, nah tiba-tiba jadi diem dan wallpaper mukanya cemberut. Berarti dia sedang terkena penyakit ANDILAU,.
         Aku sekarang ini juga lagi andilau sendiri. Yang pertama, aku bosen banget liburan cuma di rumah terus. Kedua, aku selama liburan nggak dikasih uang jajan. Ketiga, aku ada pekerjaan sambilan tapi nggak disuruh suruh buat kerja. Ada lagi yang keempat, aku lagi kangen banget sama pujaan hatiku yang berada jauh banget dari tempatku berada saat ini. Dan, yang kelima, yang terakhir, aku nggak punya pulsaaaaaaaaa.
        Seselesainya solat asar, aku duduk tenang di kursi di dalam kamarku. Aku mulai meraba meja, mencari keberadaan bolpoin. Lalu aku bersiap untu memikirkan ide sejenak, dan mulai menggubah cerpen.
        ' mbak, aku minta puding coklatnya ya?' Dari balik pintu kamarku, muncul adikku, si Galih, dengan mulut yang penuh dengan puding warna coklat,lalu dia lari sebelum aku menjawab pertanyaannya. Aku sempet kaget dengan kemunculan si Galih. Mukanya saat itu mirip tong sampah yang kalo diinjek bisa kebuka sendiri penutupnya. Mengabaikan Galih dan kekagetanku, aku melanjutkan membikin cerpen. Setelah 5 menit kemudioan, hpku berdering. Bukan nada dering,sih, nada isyarat pesan. Aku lihat. Ternyata pesan dari temenku, namanya Nasa.
       
From ; Nasa
Message ; Yand, naNti kM ke rum4hkU eA. . . .
                 PitA ngajaKkin bikiN ruJak niCh. . . .

         Lalu, sambil ketawa, aku bales gini,

To ; Nasa
Message ; Ea. . . . aKu kesan4h deCh. . . . . . . . . . . . . . .

         Tapi, dengan kaget sama diri sendiri, aku lihat lagi SMS dari Nasa tadi.Dan, ternyata, pesan itu dikirim Nasa, udah dari jam 11 menjelang siang tadi. Padahal sekarang udah mau jam empat. Aku buru-buru ketik pesan buat Nasa lagi.

To ; Nasa
Message ; nas, temen2 msh disitu nggak? smsmu baru masuk nih. soalnya,sinyal di dalem rumahku,kusus ke hpku,emang sinis. aku jg nggak tau knpmpokoknya emang susah buat nerima sms kalo di dlm rmh. aku kalo ke rmh km skrg,msh kebagian tmen nggak?

          Tentunya, aku mengetik pesan tidak dengan karakter '4lay' . Karena hal tersebut justru akan sangat memperlambat dan mempercapek tangan buat ngetik. Setelah itu Nasa bales. Katanya kalo aku kesana sekarang,aku masih kebagian temen (males nyantumin smsnya Nasa yang bikin mata capek itu).
          Aku segera mencuci muka. Tapi,langkahku yang udah setengah mau menuju kamar dari kamar mandi itu, di stop sama ayhku. Wajahku langsung sedih dan jelek seketika.
         'masak yok?' kata ayah.
          Aku, adalah anak yang kalo berurusan sama ayah, tidak berani menolak. Selain karena takut, aku kayak dihipnotis sama ayah. Dengan wajah cemberut ,dan bibir bergeser ke kanan kiri setiap saat, aku terpaksa nemenin ayah masak,tanpa bilang sebenrnya aku mau pergi.
          'beli kelapa dulu di warung nih uangnya.' Ayah menyerahkan uang 2000 perak ke aku.
          Aku cepet-cepet ambil motorku si Toyong, langsung capcus ke warung beli kelapa. Taunya, kelapa yang udah kupasan habis, jadi, aku harus menunggui bapak pemilik warung mengupas dulu kelapa. Saat itu aku makin cemberut dan sebel banget sama keadaan.
          Setelah udah dapet kelapa kupasan, sampe rumah ,aku kasih ke ayah.
         'ni yah.'
         'taruh dulu,tuh bumbunya diulek!' kata ayah.
         'kenapa nggak diblender aja yah?' pintaku penuh harapan.
         'enak diulek.'
         Hatiku menjerit,dan berdialog, 'Ya Allaaaaah, tolongin aim menghadapi cobaan ini ya Allaaah.'
        Saat-saat aku mengulek bumbu yang terdiri dari 8 siung bawang putih, 4 butir bawang merah, dan 2 potong kecil kencur, aku merintih dalam doa semoga ada ibu peri yang membantuku menyelesaikan pekerjaan ini. Atau,minimal jinni oh jinni juga nggak papa. Bisa dibayangin, perasaanku saat itu adalah galau banget. Pengen cepet-cepet ke rumah Nasa yang bakalan bisa ketemu temen-temen lama, tapi ketahan di situsasi yang menyebalkan begini. Wajahkupun jadinya semakin makin makin cemberut, dan nahan nangis. Mau marah nggak mungkin. Yaudah, sehabis ulekanku halus agak, aku mengetik pesan dan aku kirim ke Nasa lagi.
          'udah pada pulang belum Nas?' kataku di sms.
          'kelapanya diparut ya? sisain dikit aja.' Suruhan datang lagi dari ayah untuk aku kerjakan.
          Kalo lagi di dapur, aku adalah orang yang paling males sama urusan mengulek dan memarut. Itu sangat menyapekkan. Sebelum memarut kelapa, aku menemukan ide cemerlang supaya bisa pergi. Aku nyalain alarm hp aja. Pura-puranya, kalo nanti bunyi, itu adalah telfon dari temenku. Langsung aku mengatur alarmnya,dan aku memarut kelapa dengan gundah gulana.
          Setelah selesai parutanku yang penuh dengan gejolak emosi itu, alarm berbunyi. Ini dia, waktunya akting. Aku menghampiri letak hpku berada, lalu aku ambil, dan aku pencet tombol 'matikan alarm'. Kemudian pura-pura kalo itu adalah telfon dari temenku yang menyuruh aku datang ke rumahnya karena ada reuni.
          'halo? ya. Aku di rumah kok. Gimana? o,ya.kapan Nas? sekarang? dimana reuninya? ooo,di rumahmu,ya ya aku ke rumahmu sekarang deh.'
         Habis itu aku pergi cuci muka, langsung masuk kamar, dan bersiap siap. Tanpa gerak lambat,aku bersiap secepat mungkin, lalu aku ambil motor.
        'mau kemana sore-sore gini?' kata ayah.
        'ada reuni di rumah temen yah.' jawabku,lalu aku meluncur.
       Di seperempat jalan, aku sms Nasa. Aku bilang,aku otw ke rumahnya. Yassalaaaaam. Saat aku terima balesan dan aku baca sms dari Nasa, saat itu kejengkelanku kumat lagi. Setelah terbebas dari tahan ayah tadi, sekarang aku sua-sia udah dandan rapi dan wangi begini. Aku sedih. Aku nyesel. Lalu, yaudahlah aku lanjutin perjalanan . Aku memilih untuk keliling-keliling naik motor di daerah persawahan, daripada harus pulang lagi. Tanpa teman,aku ngomong sendiri sepanjang jalan. Aku waktu itu cuma bawa diri dan motor aja. STNK,SIM, dan duit sepeserpun aku nggak bawa.
         Aku naik motor dengan konsentrasi ke jalan yang nggak sepenuh hati. Asal jalan aja. Muterin kota Gubug, lewatin jalan persawahan dan dataran yang agak tinggi, lihat pemandangan desa, jalaaaaan aja. Saat itu, aku lagi dalam masa kritis penyakit ANDILAU. Rasanya pengen nangis. Berbagai rasa semakin mencabik cabik suasana hatiku. Kalau untuk mnceritakan seperti apa kesedihan yang menderaku kala itu, tidak bisa aku. Pati ingus kalian yang membacanya nanti, meler keman-mana karena ikutan sedih. Ya, begitulah kira-kira. Aku sedang berada di titik klimaks galau. Bukan hanya galu nggak bisa ketemu temn-temen, tapi kegalauan ini mewakili semua rasa yang tersimpan seharian ini yang aku alami.
         Tadi pagi, aku minta uang jajan sama ayah, udah nggak dikasih, malah dapet omelan. Katanya aku males-malesan doang di rumah. Siangnya, waktu aku buka facebook, aku buka profil Edi (cowok yang aku suka), ada wall dari adek kelas yang dulu tetangganya dia, namanya, e 'itu' deh.
        'mas, buka message fbmu ya?' seperti itu wallnya. Emang, aku sama Edi bukan sepasang kekasih, tapi aku akuin, aku cemburu. Lalu, sore tadi, aku kejebak masak menyebalkan sama ayah. Dan, harapan bisa bertemu dengan teman-teman lama yang udah aku kangenin, sirna, tidak terealisasikan karena aku telat.Akhirnya, aku harus ikhlas melewati perjalanan sendirian yang menguras sedikit kesabaran ini.
        Aku tidak menyimpulkan, karena penyakit ANDILAU, pikiran dan hati bisa jadi berselisih. Yang aku pelajari dari pengalamanku, karena penyakit ANDILAU, pikiran dan hati bisa lebih dalam dipelajari,dan dikendalikan tanpa dengan amarah dan harus menangis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar